Powered by Blogger.

Saturday, June 11, 2016

Seminar Nasional Indonesia Cerdas Bermoral, SUKSES!

fsldksemarang.or.id

SEMARANG (fsldksemarang.or.id) - FSLDK Semarang Raya mendapat kehormatan dari FSLDK Indonesia untuk menggelar Seminar Nasional Indonesia Cerdas Bermoral. Terhitung hanya 20 titik kota di Indonesia dalam rentang satu bulan yang menggelar seminar ini, dan salah satunya Kota Semarang. 

Bertempat di Gedung PKMU Unnes lantai 2, alhamdulillah pada hari Sabtu (11/6) Seminar Nasional Indonesia Cerdas Bermoral sukses digelar. Mengangkat tema "Kembali kepada Nilai-nilai Pancasila dan Keislaman", seminar ini bertujuan untuk memberi pencerdasan kepada mahasiswa dan masyarakat berkaitan kondisi degradasi moral bangsa Indonesia saat ini. Serta bagaimana cara menyikapi dan memberikan solusi terhadap kondisi tersebut.

Sekitar pukul 09.00 WIB acara pun dimulai, dipandu oleh Septian Cahyo Prabowo sebagai MC. Setelah dibuka dengan bacaan basmallah, kemudian dilanjutkan dengan tilawah Al Quran oleh Umar Syafiq. Selanjutnya yaitu sambutan oleh Muhamad Ridwan, Ketua puskomda FSLDK Semarang Raya. Ridwan dalam sambutannya menyampaikan betapa rendahnya moral dan akhlak bangsa Indonesia saat ini. Saat banyaknya siswa yang menghina gurunya, pelajar yang bersikap tak selayaknya seorang pelajar, contohnya seperti diadakannya pesta hura-hura paska UN dll.

"Saya berharap FSLDK Semarang serta semua elemen mahasiswa dan masyarakat dapat ikut mengawal isu moral ini dan bisa mencari solusi konkret yang bisa dilakukan bersama nantinya." tutupnya.

Selepas sambutan ada pemutaran video dan dilanjutkan dengan acara inti yaitu penyampaian pandangan dan diskusi dari berbagai bidang ilmu oleh Amad Saptono (Pendidikan), Ja'far Abdus Salam (Hukum dan Politik) dan Imam Setiyawan, S.Psi., M. Si. (Psikologi). Bertindak sebagai moderator diskusi tersebut yaitu Mardella Galih Pratama.

fsldksemarang.or.id

Amad Saptono sebagai narasumber pertama menyampaikan terkait gambaran pendidikan di Indonesia, salah satunya yaitu kurikulum pendidikan yang berganti-ganti. Hal ini juga berpengaruh terhadap siswa maupun guru. Pola belajar bagi siswa dan pembelajaran di sekolah akan terus berubah juga. Padahal selain sebagai tempat belajar, sekolah juga hendaknya bisa mencetak orang-orang yang berakhlak mulia. Selain sekolah, pengaruh keluarga juga sangat penting dalam pendidikan dan perbaikan moral bangsa.

Narasumber kedua, Ja'far Abdus Salam mengingatkan kita tentang isu LGBT. Bahwa target LGBT tidak hanya sebatas ingin melegalkan tetapi juga ingin merusak ideologi Pancasila. Beliau juga menyampaikan bagaimana sejarah awal adanya penyimpangan orientasi seksual bagi penganut LGBT, negara-negara di dunia yang telah melegalkan LGBT salah satunya Amerika Serikat. Sejak legalnya LGBT di Amerika Serikat, para penganut LGBT di dunia pun mulai berani eksis di publik. Propaganda melalui media seperti film, buku, kartun dsb. semakin menandakan eksisnya mereka dan betapa bahayanya LGBT saat ini dan di masa mendatang.

Terakhir dari sisi psikologi, Imam Setiyawan, S.Psi., M.Si. menyebutkan bahwa LGBT merupakan bentuk kerusakan pendidikan pornografi dan LGBT itu gerakan bukan kelainan. 

"Cerdas bermoral yaitu kemampuan dapat membedakan yang benar dan yang batil, tidak hanya itu tetapi juga kembali ke agama yaitu islam." terangnya.

Imam Setiyawan juga merupakan pegiat Gerakan Indonesia Beradab, yaitu gerakan yang memiliki tujuan untuk mengembalikkan peradaban di Indonesia kembali ke Ketuhanan yang Maha Esa. 

Sesi selanjutnya yaitu tanya jawab, dimana ada dua orang penanya yaitu Kirana Mega dari Semarang dan Danang Pradana dari Yogyakarta. Salah satunya menanyakan terkait perubahan orientasi yang melanggar HAM dan bagaimana jika ada yang merasa tidak melanggarnya.

Terakhir ada penyampaian arahan Puskomnas yang disampaikan oleh Putri Dwi Novitasari, sekretaris Komisi B Puskomnas. (zuba, masdiqk)
Tags : ,